Nama : I Gede Ary Suta Sanjaya
Nim : 1605551006
Dosen : I Putu Agus Eka Pratama ST., MT.
Matakuliah : Network Operating System
Kampus : Universitas Udayana, Fakultas Teknik, Program Studi Teknologi Informasi
Pada artikel sebelumnya, sudah dibahas mengenai tiga algoritma scheduling, yaitu round robin, FIFO, dan shortest job first. Kali ini, saya akan menjelaskan lanjutan meengenai algoritma-algoritma yang digunakan dalam penjadwalan sistem operasi, serta praktek yang sebelumnya dilakukan pada pertemuan ke-4 matakuliah ini.
1. Shortest Process Next
Algoritma scheduling Shortest Process Next hampir sama dengan Shortest Job First. Algoritma ini mengecek processing time (waktu pemrosesan/waktu eksekusi) setiap job, yang terpendek dimasukkan ke urutan antrian (queue) terdepan, yang terpanjang paling belakang.
2. Feedback
Feedback merupakan algoritma yang mirip dengan Round Robin (RR), yaitu proses akan diantrikan jika terdapat proses yang datang dan dijalankan secara bergantian/terpotong-potong dalam kuantum waktu tertentu. Kuantum waktu tersebut bisa sama, bisa juga tidak sama. Dapat dikatakan, algoritma ini fokusnya bukan pada waktu eksekusinya, tapi pada “berapa lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan eksekusi”.
Penggambaran algoritma dapat dijelaskan sebagai berikut : job masuk ke sejumlah antrian (queue) dengan memfokuskan kepada berapa lama waktu yang dihabiskan. Apabila waktu yang diperlukan melebihi, lepaskan proses (release) sampai semua proses selesai. Jika proses tidak kunjung selesai, saat itu gunakan algoritma Round Robin (RR). Lebih jelasnya, dapat dilihat sebagai berikut.
3. Highest Response Ratio Next (HRRN)
Highest Response Ratio Next (HRRN) merupakan algortima non-preemptive dari shortest job next, dimana prioritas masing-masing pekerjaan tergantung pada perkiraan run time, dan juga jumlah waktu yang dihabiskannya untuk menunggu. Job mendapatkan prioritas lebih tinggi semakin lama mereka menunggu, yang mencegah penundaan yang tidak pasti (Process Starvation). Padahal, job yang menghabiskan waktu lama dengan yang memiliki jangka waktu pendek saling menunggu untuk diproses terlebih dahulu. Jadi, dapat dikatakan algoritma ini memilih job dengan response-time terbesar sebagai prioritas, dimana nilai prioritas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
4. Shortest Remaining Time (SRT)
Shortest Remaining Time (SRT) merupakan algoritma preemptive dari shortest job next, dimana proses dengan jumlah waktu terkecil dipilih untuk dieksekusi. Karena proses pelaksanaan dilakukan adalah waktu tersisa yang paling sedikit, dan karena waktutersebut seharusnya dapat mengurangi berlangsungnya eksekusi, proses akan selalu berjalan sampai selesai atau proses baru ditambahkan dengan waktu proses lebih sedikit.
Dapat disumpulkan, bahwa algoritma ini memilih waktu tunggu yang sedikit untuk dimasukkan ke dalam queue/ antrian dibandingkan dengan job yang sedang diproses. Namun, apabila pada SRT terdapat job dengan waktu tunggu lama, akan menimbulkan starvation yang mengakibatkan waktu terlalu lama dan akhirnya proses dikatakan mati.
Peranan Scheduling terhadap Network Operating SIstem secara spesifik.
Adapun peranan penjadwalan (scheduling) terhadap network operating system secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Membantu penjadwalan dari semua service yang ada di dalam server
2. Memanfaatkan cron, dapat menentukan penjadwalan terhadap suatu proses
3. Dikaitkan dengan log dan cron, dapat membantu system administrator di dalam memperoleh data dan informasi mengenai sistem pada server (melalui bantuan sistem operasi).
Praktek 1 - Mengecek Log Server di Sistem Operasi Linux
Mengecek log server di sistem operasi Linux dapat dilakukan dengan membuka terminal - mengetik "nano /var/log" (tanpa petik), maka akan muncul log sistem yang berjalan pada sistem operasi Linux, yang dapat dilihat tampilannya sebagai berikut.
Praktek 2 - Melihat Semua File Log Sistem
Mengecek seluruh file di log sistem dapat dilakukan dengan membuka terminal - ketik "cd /var/log" (tanpa petik) - ketik ls -la (bahasa mesin) atau ls -lah (bahasa manusia). Hasil tampilan dengan bahasa mesin dapat dilihat sebagai berikut.
Pada artikel sebelumnya, sudah dibahas mengenai tiga algoritma scheduling, yaitu round robin, FIFO, dan shortest job first. Kali ini, saya akan menjelaskan lanjutan meengenai algoritma-algoritma yang digunakan dalam penjadwalan sistem operasi, serta praktek yang sebelumnya dilakukan pada pertemuan ke-4 matakuliah ini.
1. Shortest Process Next
Algoritma scheduling Shortest Process Next hampir sama dengan Shortest Job First. Algoritma ini mengecek processing time (waktu pemrosesan/waktu eksekusi) setiap job, yang terpendek dimasukkan ke urutan antrian (queue) terdepan, yang terpanjang paling belakang.
2. Feedback
Feedback merupakan algoritma yang mirip dengan Round Robin (RR), yaitu proses akan diantrikan jika terdapat proses yang datang dan dijalankan secara bergantian/terpotong-potong dalam kuantum waktu tertentu. Kuantum waktu tersebut bisa sama, bisa juga tidak sama. Dapat dikatakan, algoritma ini fokusnya bukan pada waktu eksekusinya, tapi pada “berapa lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan eksekusi”.
Penggambaran algoritma dapat dijelaskan sebagai berikut : job masuk ke sejumlah antrian (queue) dengan memfokuskan kepada berapa lama waktu yang dihabiskan. Apabila waktu yang diperlukan melebihi, lepaskan proses (release) sampai semua proses selesai. Jika proses tidak kunjung selesai, saat itu gunakan algoritma Round Robin (RR). Lebih jelasnya, dapat dilihat sebagai berikut.
3. Highest Response Ratio Next (HRRN)
Highest Response Ratio Next (HRRN) merupakan algortima non-preemptive dari shortest job next, dimana prioritas masing-masing pekerjaan tergantung pada perkiraan run time, dan juga jumlah waktu yang dihabiskannya untuk menunggu. Job mendapatkan prioritas lebih tinggi semakin lama mereka menunggu, yang mencegah penundaan yang tidak pasti (Process Starvation). Padahal, job yang menghabiskan waktu lama dengan yang memiliki jangka waktu pendek saling menunggu untuk diproses terlebih dahulu. Jadi, dapat dikatakan algoritma ini memilih job dengan response-time terbesar sebagai prioritas, dimana nilai prioritas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
4. Shortest Remaining Time (SRT)
Shortest Remaining Time (SRT) merupakan algoritma preemptive dari shortest job next, dimana proses dengan jumlah waktu terkecil dipilih untuk dieksekusi. Karena proses pelaksanaan dilakukan adalah waktu tersisa yang paling sedikit, dan karena waktutersebut seharusnya dapat mengurangi berlangsungnya eksekusi, proses akan selalu berjalan sampai selesai atau proses baru ditambahkan dengan waktu proses lebih sedikit.
Dapat disumpulkan, bahwa algoritma ini memilih waktu tunggu yang sedikit untuk dimasukkan ke dalam queue/ antrian dibandingkan dengan job yang sedang diproses. Namun, apabila pada SRT terdapat job dengan waktu tunggu lama, akan menimbulkan starvation yang mengakibatkan waktu terlalu lama dan akhirnya proses dikatakan mati.
Peranan Scheduling terhadap Network Operating SIstem secara spesifik.
Adapun peranan penjadwalan (scheduling) terhadap network operating system secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Membantu penjadwalan dari semua service yang ada di dalam server
2. Memanfaatkan cron, dapat menentukan penjadwalan terhadap suatu proses
3. Dikaitkan dengan log dan cron, dapat membantu system administrator di dalam memperoleh data dan informasi mengenai sistem pada server (melalui bantuan sistem operasi).
Praktek 1 - Mengecek Log Server di Sistem Operasi Linux
Mengecek log server di sistem operasi Linux dapat dilakukan dengan membuka terminal - mengetik "nano /var/log" (tanpa petik), maka akan muncul log sistem yang berjalan pada sistem operasi Linux, yang dapat dilihat tampilannya sebagai berikut.
Praktek 2 - Melihat Semua File Log Sistem
Mengecek seluruh file di log sistem dapat dilakukan dengan membuka terminal - ketik "cd /var/log" (tanpa petik) - ketik ls -la (bahasa mesin) atau ls -lah (bahasa manusia). Hasil tampilan dengan bahasa mesin dapat dilihat sebagai berikut.
EmoticonEmoticon